PENGENALAN ROBOTIKA
Manipulator robot adalah sistem mekanik yang menunjukkan pergerakan dari robot. Sistem mekanik ini
terdiri dari susunan link(rangka) dan
joint (engsel) yang mampu menghasilkan gerakan yang terkontrol. Hanya dua tipe dasar dari jenis yang digunakan pada industri yaitu:
· Revolute joint (R) yaitu perputaran pada sumbu tertentu
· Prismatic joint (P) yaitu pergeseran sepanjang sumbu tertentu
Dengan dua tipe joint di atas maka dapat dibuat manipulator
dengan dua, tiga bahkan enam derajat kebebasan adalah jumlah arah
yang independen, dimana end effector (berupa griper/tool) dapat bergerak.
Secara
umum struktur robot dapat
dibedakan menurut sumbu koordinat yang digunakan, yaitu:
· Robot Kartesian yang terdiri dari 3 sumbu linier
· Robot Silindris yang terdiri dari 2 sumbu linier dan 1 sumbu rotasi
· Robot Spheris yang terdiri dari 1 sumbu linier dan 2 sumbu rotasi
· Robot Artikulasi yang terdiri dari 3 sumbu rotasi
1.
Robot Kartesian
Struktur robot ini terdiri dari tiga sumbu linier (prismatic). Masing-masing sumbu dapat bergerak ke area sumbu x-y-z (lihat Gambar 1).
Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi
yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.
2.
Robot Silindris
Struktur dasar dari robot silindris adalah terdiri dari Horizontal Arm dan
Vertikal Arm yang dapat berputar pada base/ landasannya.
Jika
dibandingkan dengan robot kartesian, robot silindris mempunyai kecepatan gerak
lebih
tinggi
dari end
effectornya, tapi kecepatan tersebut tergantung momen inersia dari beban yang dibawanya.
3.
Robot Spheris
Konfigurasi struktur robot ini mirip dengan sebuah tank dimana terdiri atas
Rotary Base,
Elevated Pivot, dan Telescopic Arm (lihat Gambar 3).
Keuntungan dari robot jenis ini adalah fleksibilitas mekanik yang lebih baik.
4.
Robot Artikulasi
Robot ini terdiri dari tiga lengan yang dihubungkan dengan dua Revolute Joint. Elbow Joint menghubungkan Fore Arm dengan Upper
Arm. Shoulder Joint
menghubungkan
Upper Arm dengan Base.
Struktur
robot artikulasi
ini dapat dilihat pada Gambar 4.
5. Robot SCARA (Selective Compliance Assembly Robot Arm)
Robot Assembly
bisa didesain
menurut koordinat kartesian,
silindris
maupun spheris.
Pada
beberapa
aplikasi
hanya membutuhkan sumbu gerak vertikal, misalnya robot assembly yang memasang komponen pada PCB. Robot seperti ini mempunyai lengan dengan dua artikulasi, sedangkan wrist mempunyai gerakan linier dan rolling. Struktur robot assembly dapat dilihat
pada Gambar 5.
Karakteristik Robot
Ada beberapa unjuk kerja robot yang perlu diketahui, antara lain:
Resolusi adalah perubahan
gerak terkecil yang dapat diperintahkan
oleh sistem kontrol pada lingkup kerja manipulator.
Akurasi adalah
besarnya penyimpangan/deviasi terhadap masukan yang
diketahui.
Repeatability adalah kemampuan robot untuk mengembalikan end effector
(pemegang/griper) pada posisinya semula
Fleksibilitas merupakan kelebihan yang dimiliki oleh robot secara umum jika
dibandingkan dengan mesin
konvensional.
Hal
ini pun tergantung
kepada pemprogram dalam merencanakan pola geraknya.
Sistem Penggerak Robot
Penggerak diperlukan oleh robot agar robot mampu bergerak atau berpindah posisinya
serta
mampu
mengangkat
beban pada end effectornya. Macam-macam penggerak yang biasanya digunakan adalah:
1. Penggerak hidrolik
2.
Penggerak pneumatik
3.
Penggerak elektrik, tebagi atas:
Motor servo
Motor DC
Motor stepper
1.
Penggerak Hidrolik
Keuntungan yang didapatkan jika menggunakan penggerak hidrolik
adalah:
Mampu menghasilkan daya yang besar tanpa memerlukan roda-roda gigi, cukup dengan pengendalian aliran fluida
Piston dapat bergerak secara mulus dan cepat
Tidak perlu khawatir akan percikan api seperti pada motor listrik
Cocok dipakai pada lingkungan kerja yang mudah terbakar
2.
Penggerak Pneumatik
Kelebihan sistem penggerak pneumatik adalah:
Menggunakan udara sebagai
penggerak piston sehingga
lebih
murah daripada sistem penggerak hidrolik
Diperkenankan adanya sedikit kebocoran
Mempunyai respon lebih cepat daripada sistem penggerak hidrolik
3. Motor Servo
Motor servo tidak dapat berputar lebih dari 3600. motor ini dikendalikan
oleh lebar pulsa. Pada ukuran lebar pulsa tertentu motor ini mempunyai posisi
tertentu pula.
4. Motor Stepper
Operasi motor ini berdasarkan pulsa listrik. Setiap pengiriman satu pulsa ke motor maka motor akan bergerak “selangkah”, yaitu satu putaran sudut kecil misalnya 1,50. Dengan demikian untuk mencapai sudut dengan derajat tertentu dapat
ditentukan dengan jumlah pulsa tertentu pula. Pengaturan
posisi lebih mudah dengan motor stepper.
End effector Kemampuan robot juga tergantung pada piranti
yang dipasang pada lengan robot. Piranti ini biasanya dikenal dengan end effector. End effector terbagi atas:
1. Pencengkram (griper) yang digunakan untuk memegang obyek
2. Peralatan (tool) yang digunakan untuk melakukan operasi tertentu pada
suatu obyek.
Contohnya : bor,
penyemprot cat,
gerinda,
las
dan sebagainya.
3. Sensor
Dalam robotika, sensor eksternal yaitu sensor yang dipasang di luar robot terbagi
menjadi dua yaitu:
- Sensor posisi
Sensor posisi non
optikal seperti potensiometer, synchro, resolver, variabel transformer diferensial linier (LDVT). Sensor posisi optikal seperti opto interrupt, optical encoder
- Sensor kecepatan
DC tachometer
Optical encoder
Macam-macam sensor eksternal:
·
Sensor optik
Menggunakan pancaran cahaya untuk
mendeteksi kehadiran benda. Biasanya
digunakan
optical transduser
seperti LDR, photo diode, photo transistor.
·
Sensor panas
Mendeteksi panas dan mengubahnya ke
bentuk sinyal listrik, misalnya
lempeng bimetal, thermistor, NTC, PYC.
·
Sensor peraba
Digunakan untuk mengetahui adanya kontak dengan benda lain.
Misalnya sensor piezo resistive, sensor matriks, sensor pneumatik.
·
Sensor penglihatan
Yang dilakukan
oleh sensor
penglihatan
yaitu pendeteksian, orientasi, pengenalan dan pengidentifikasian obyek.
Konfigurasi Sistem Kontrol Digital
Meluasnya penerapan sistem kontrol
digital dewasa ini
disebabkan
beberapa keunggulannya dibandingkan dengan
sistem kontrol analog.
Sinyal kontrol digital mempunyai ketahanan terhadap noise, dapat disimpan dan dapat diprogram.
Sistem kontrol ditinjau dari umpan baliknya dibedakan atas:
- Loop
terbuka, dimana keluaran pada posisi end effector
tidak mempengaruhi pengolahan data berikutnya.
- Loop tertutup,
dimana
posisi end effector
adalah suatu faktor
yang
juga mempengaruhi pengolahan data dan pengambilan keputusan.
- Gerakan Robot dan End effector
Dalam
gerakan robot, pemrograman
dari posisi end
effector dapat dilakukan dengan dua cara:
- Pengendalian titik ke titik (point to point)
Dalam hal ini yang dilihat posisi awal dan akhir dari end effector tanpa mengetahui lintasan yang dilalui.
- Pengendalian jalur kontinyu (continous path control)
Lintasan dari end effector digunakan
dengan jelas. Contohnya robot penyemprot cat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar