Rabu, 30 November 2016

ALJABAR BOLEAN



BAB 4
Aljabar Boolean
4.1    Pendahuluan
Aljabar boole pertama kali dikemukakan oleh  seseorang matematikawan inggris, geogre boole pada tahun 1854. Aljabar boolean adalah cabang ilmu matematika yang diperlukan untuk mempelajari desain logika dari suatu sistem digital yang merupakan operasi aritmatik pada bilangan boolean (bilangan yang hanya mengenal 2 keadaan yaitu False/True, Yes/No, 1/0) atau bisa disebut bilangan biner. Pada tahun 1938 clamde shanmon memperlihatkan penggunaan aljabar boole untuk merancang rangkaian sirkuit yang menerima masukan 0 dan 1 dan menghasilkan keluaran juga 0 dan 1 aljabar boole telah menjadi dasar teknologi komputer digital.

Definisi :

                Aljabar boole merupakanaljabaryng terdiri atas suatu hmpunan B dengan dua operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut, yaitu * (infimum) dan + (supremum).

Atau
Aljabar boole adalah suatu letisdistribusi berkomplimen.

Notasi aljabarboole adalah (B, + , 1 , 0 , 1 ). Dalam aljabar boole terdapat :

  1. Letis (B, * , + ) dengan dua operasi biner infimum (*) dan supremum (+)
  2. Poset (B, ≤) yaitu himpunan terurut bagian.
  3. Batas-batas letis yang dinotasikan dengan 0 dan 1. 0adalah elemen terkecil dan 1 adalah elemen terbesr dari relasi (B, ≤).

Karena (B, * , +) merupakan letis distribusi berkomplemen maka tiap elemen dari B merupakan komplemen yang unik. Komplemen dan ( a Î B )
Untuk setiap a, b, c Î B berlaku sifat-sifat atau postulat-postulat berikut:

1. Closure (tertutup)    : (i)  a + b Î B   
                                      (ii) a * b Î B     

2. Identitas                  : (i)  ada elemen untuk 0 Î B sebgai bentuk
       a + 0 = 0 + a = a
                                      (ii) ada elemen untuk 1 Î B sebgai bentuk
       a * 1 = 1 * a = a
                                   
3. Komutatif               : (i)  a + b = b + a
                                                  (ii)  a * b = b . a

4. Distributif               : (i)   a * (b + c) = (a * b) + (a * c)
                                                  (ii)  a + (b * c) = (a + b) * (a + c)
                                                  (iii) (a * b) + c = (a + c) * (b + c)
                                   
5. Komplemen[1]           : untuk setiap a Î B sebagai berikut :
 (i)  a + a1 = 1
                                                 (ii)  a * a1 = 0
            6. Terdapat paling sedikit dua buah elemen  a dan Î B sedemikian hingga a ≠ b.
            7. Idempoteni              : a * a = a ; + a = a
            8. Assosiatif                : a + (b + c) = (a + b) +c ; a * (b *c) = (a * b) * c

Kecuali postulat nomor 7 dan 8, postulat pertama diformulasikan secara formal oleh E.V Humtingtonn pada tahun 1904 sebagai keenan aksioma/ postulat tersebut. Adapun postulat assosiatif dan idempoten dapat diturunkan dari postulat yang lain.

4.2 Aljabar Boole Dua Nilai
Aljabar Boolean dua-nilai didefinisikan pada sebuah himpunan dua buah elemen,      B = {0, 1}. Akan diselidiki apakah (B, + , 1 , 0 , 1 ) aljabar boole atau bukan.

operator biner, + dan ×
operator uner, ’
Kaidah untuk operator biner dan operator uner:


a
b
a * b

a
B
a + b

a
a1
0
0
0

0
0
0

0
1
0
1
0

0
1
1

1
0
1
0
0

1
0
1



1
1
1

1
1
1





Cek apakah memenuhi postulat Huntington:
1.      Closure :  jelas berlaku
2.      Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
(i)  0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 * 0  = 0 * 1 = 0

Yang memenuhi elemen identitas 0 dan 1 seperti yang didefinisikan      pada postulat huntington.
3.      Komutatif:  jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.
4.      Distributif: (i) a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner di atas  dengan membentuk tabel kebenaran:



       a
b
c
b + c
a × (b + c)
a × b
a × c
(a × b) + (a × c)
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1


(ii) Hukum distributif a + (b × c) = (a + b) × (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).


5.      Komplemen: jelas berlaku karena Tabel di atas memperlihatkan bahwa:
                     (i)  a + a1 = 1, karena 0 + 01= 0 + 1 = 1 dan 1 + 11= 1 + 0 = 1
                     (ii) a * a = 0, karena 0 * 01= 0 × 1 = 0 dan 1 * 11 = 1 * 0 = 0 

Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1} bersama-sama dengan operator biner + dan * operator komplemen1  merupakan aljabar Boolean.

Contoh :

Buktikan sifat aljbar boole : a + (a1 * b) = a + b

Bukti :

                                a + ( a1 * b) = ( a + a1 ) * (a + b)
                                                    = 1 * ( a + b )
                                                    = a + b

4.3  Prinsip Dualitas
Definisi : Misalkan S adalah kesamaan (identity) di dalam aljabar Boolean yang melibatkan     operasi ( *, +, dan komplemen1) , maka jika pernyataan S* diperoleh dengan cara mengganti
                        *  dengan  +
            +  dengan  *
                        0  dengan  1
            1  dengan  0
maka kesamaan S* juga benar. S* disebut sebagai dual dari S.

Contoh. 
1.      Tentukan dual dari a +(b *c) = (a + b)*(a + c)
Jawab :

a *(b + c) = (a * b)+(a * c)
2.      a * 1 = 0
Jawab :

a + 0 = 1
4.4  Sifat-sifat atau Hukum-hukum Aljabar Boolean

1.   Hukum identitas:
(i)      a + 0 = a
(ii)  a * 1 = a

2.   Hukum idempoten:
(i)     a + a = a
(ii)  a * a = a

3.   Hukum komplemen:
(i)      a + a1 = 1
(ii)  aa1 = 0

4.   Hukum dominansi:
(i)      a * 0  = 0
(ii)   a + 1 = 1

5.   Hukum involusi:
(i)   (a1)1= a

6.   Hukum penyerapan:
(i)      a + ab = a
(ii)  a(a + b) = a

7.   Hukum komutatif:
(i)      a + b = b + a
(ii)   ab = ba

8.   Hukum asosiatif:
(i)      a + (b + c) = (a + b) + c
(ii)   a (b c) = (a b) c

9.   Hukum distributif:
(i)   a + (b c) = (a + b) (a + c)
(ii) a (b + c) = a b + a c

10. Hukum De Morgan:
(i)   (a + b)1 = a1 b1
(ii) (ab)1 = a1 + b1

11.  Hukum 0/1
  (i)   01 = 1
       (ii)  11 = 0


Contoh. Buktikan (i) a + ab = a  dan   (ii) a(a + b) = a
Penyelesaian:
            (i)         a + ab = a * 1 + a*b              (hukum identitas)
                                    = a ( 1 + b)                  (distributif)
                                    = a * 1                         (dominasi)
                                    = a                               (Identitas)
(ii)        a(a + b) = ( a + 0) (a +b)        (hukum identitas)
                          = a + (0*b)               (distributif)
                          = a+ 0                       (dominasi)
                          = a                            (Identitas)
Contoh :
Buktikan bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar Boolean maka kesamaan berikut :

a + a1b=a+b dan a(a1+b)=ab adalah benar.
Jawab:
(i)                 a + a1b  = (a + ab) + a1b                (hukum penyerapan)
  = a + (ab + a1b)                     (asosiatif)
                          = a + (a + a1) b                      (distributif)
                          = a + 1 . b                              (komplemen)
                          = a + b                                   (identitas)
(ii)                a(a1 + b) = a a1 + ab                                  (hukum distributif)
   = 0 + ab                                (komplemen)
   = ab                                      (identitas)
Atau, dapat juga dibuktikan melalui dualitas dari (i) sebagai berikut:
            a(a1 + b)  = a(a + b)(a1 + b)
                            = a{(a + b)(a1 + b)}
                             = a {(a a1) + b}
   = a (0 + b)
   = ab
4.5  Fungsi Boolean
Fungsi Boolean (disebut juga fungsi biner) adalah pemetaan dari Bn ke B melalui ekspresi Boolean, kita menuliskannya sebagai
                        f : Bn ® B
 Bn adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) di dalam daerah asal B.
Setiap ekspresi Boolean merupakan fungsi Boolean.
Misalkan sebuah fungsi Boolean adalah
f(x, y, z) = xyz + xy + yz
Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan terurut ganda-3
(x, y, z) ke himpunan {0, 1}.
Penyelesaian : (1, 0, 1) yang berarti x = 1, y = 0, dan z = 1
sehingga f(1, 0, 1) = 1 × 0 × 1 + 1’ × 0 + 0’× 1 = 0 + 0 + 1 = 1 .


Contoh.  Contoh-contoh fungsi Boolean yang lain:
1.      f(x) = x
2.      f(x, y) = xy + xy’+ y
3.      f(x, y) = x y
4.      f(x, y) = (x + y)’
5.      f(x, y, z) = xyz                                                                                                                  


·         Setiap peubah di dalam fungsi Boolean, termasuk dalam bentuk komplemennya, disebut literal.

Contoh: Fungsi h(x, y, z) = xyz’ pada contoh di atas terdiri dari 3 buah literal, yaitu x, y, dan z’.


Contoh. Diketahui fungsi Booelan f(x, y, z) = xy z’, nyatakan h dalam tabel kebenaran.
Penyelesaian:

      

x
y
z
f(x, y, z) = xy z
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
                                                                       

4.6  Fungsi Komplemen

1.      Cara pertama: menggunakan hukum De Morgan

Hukum De Morgan untuk dua buah peubah, x1 dan x2, adalah 
                                           
Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(yz’ + yz), maka
    f ’(x, y, z)  = (x(yz’ + yz))’
                                 =  x’ + (yz’ + yz)’
                                 =  x’ + (yz’)’ (yz)’
                           =  x’ + (y + z) (y’ + z’)                                                                              


2.      Cara kedua: menggunakan prinsip dualitas.

Tentukan dual dari ekspresi Boolean yang merepresentasikan f, lalu komplemenkan setiap literal di dalam dual tersebut.

Contoh. Misalkan f(x, y, z) = x(yz’ + yz), maka
dual dari  f:                                     x + (y’ + z’) (y + z)

komplemenkan tiap literalnya:       x’ + (y + z) (y’ + z’) = f
           
Jadi, f ‘(x, y, z) = x’ + (y + z)(y’ + z’)                                                                                  

4.7  Bentuk Kanonik

·         Jadi, ada dua macam bentuk kanonik:
1.      Penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)
2.      Perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

Contoh: 1.  f(x, y, z) = xyz + xyz’ + xyz  à SOP
          Setiap suku (term) disebut minterm

     2.    g(x, y, z) = (x + y + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)
         (x’ + y + z’)(x’ + y’ + z)  à POS

Setiap suku (term) disebut maxterm

·         Setiap minterm/maxterm mengandung literal lengkap




Minterm
Maxterm
x
y
Suku
Lambang
Suku
Lambang
0
0
1
1
0
1
0
1
xy
xy
xy
x y
m0
m1
m2
m3
x + y
x + y
x’ + y
x’ + y
M0
M1
M2
M3











Minterm
Maxterm
x
y
z
Suku
Lambang
Suku
Lambang
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
xyz
xyz
xy z
xy z
x yz
x yz
x y z
x y z
m0
m1
m2
m3
m4
m5
m6
m7
x + y + z
 x + y + z
x + y’+z
x + y’+z
x’+ y + z
x’+ y + z
x’+ y’+ z
x’+ y’+ z
M0
M1
M2
M3
M4
M5
M6
M7

Contoh . Nyatakan tabel kebenaran di bawah ini dalam bentuk kanonik SOP dan POS.



 Tabel
x
y
z
f(x, y, z)
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
Penyelesaian:
(a)      SOP
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 1 adalah 001, 100, dan 111, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik SOP adalah

f(x, y, z) =  xyz + xyz’ + xyz

atau (dengan menggunakan lambang minterm),              

f(x, y, z) =  m1 + m4 + m7 = å (1, 4, 7)

(b) POS    
Kombinasi nilai-nilai peubah yang menghasilkan nilai fungsi sama dengan 0 adalah 000, 010,  011, 101, dan 110, maka fungsi Booleannya dalam bentuk kanonik POS adalah

 f(x, y, z)  =  (x + y + z)(x + y’+ z)(x + y’+ z’)
   (x’+ y + z’)(x’+ y’+ z)
                                      
      atau dalam bentuk lain,                      

f(x, y, z) =  M0 M2 M3 M5 M6 = Õ(0, 2, 3, 5, 6)                                                           

Contoh Nyatakan fungsi Boolean f(x, y, z) = x + yz dalam bentuk kanonik SOP dan POS.
Penyelesaian:
      (a) SOP
      x  = x(y + y’)
          = xy + xy
          = xy (z + z’) + xy’(z + z’)
          = xyz + xyz’ + xyz + xyz

            yz = yz (x + x’)
            = xy’z + x’y’z

      Jadi  f(x, y, z)   = x + yz
                                        = xyz + xyz’ + xyz + xyz’ + xyz + xyz
                                        = xyz + xyz’ + xyz + xyz’ + xyz
                           
       atau  f(x, y, z)   = m1 + m4 + m5 + m6 + m7 = S (1,4,5,6,7)                 

(b) POS
            f(x, y, z) = x + yz
                          = (x + y’)(x + z)

            x + y’ = x + y’ + zz
                      = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)

            x + z = x + z + yy       
                    = (x + y + z)(x + y’ + z)

            Jadi, f(x, y, z) = (x + y’ + z)(x + y’ + z’)(x + y + z)(x + y’ + z)
                                = (x + y  + z)(x + y’ + z)(x + y’ + z’)

            atau f(x, y, z) = M0M2M3 = Õ(0, 2, 3)                                                                         

4.8  Aplikasi Aljabar Boolean

a.        Jaringan Pensaklaran (Switching Network)

Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah keadaan: buka dan tutup. 

            Tiga bentuk gerbang paling sederhana:

1.         a                      x                     b

            Output b hanya ada jika dan hanya jika x dibuka Þ x


2.         a                      x                     y                  b

            Output b hanya ada jika dan hanya jika x dan y dibuka Þ xy


3.         a               x
                                                   c
            b                y
           

   Output c hanya ada jika dan hanya jika x atau y dibuka Þ x + y

Contoh rangkaian pensaklaran pada rangkaian listrik:

1. Saklar dalam hubungan SERI: logika AND














 
                                            Lampu
                        A        B                                              


 
           ¥
Sumber tegangan                                                       


 



2.   Saklar dalam hubungan PARALEL: logika OR

                                 A
                                                        Lampu












 
                              B                                       


 
         ¥
Sumber Tegangan                                                      


 



Contoh. Nyatakan rangkaian pensaklaran pada gambar di bawah ini dalam ekspresi Boolean.







 
                                          x                        y



 
                                               x
                                                                                      x






 
                                         x               y






















 



                                   x                                      y            z


 
                                                                    z


Jawab:  xy + (x’ + xy)z + x(y + yz + z)





3.      Rangkaian Digital Elektronik



Contoh. Nyatakan fungsi f(x, y, z) = xy + xy ke dalam rangkaian logika.

Jawab:  (a) Cara pertama




(b) Cara kedua







(b) Cara ketiga

 

4.9  Penyederhanaan fungsi Boolean

Dari segi penerapannya,fungsi boole yang lebih sederhana berarti rangkaan logika nya juga sederhana. Penyederhanaan fungsi boole dapat dilakukan dengan 3 cara:
Contoh.          f(x, y) = xy + xy’ + y

disederhanakan menjadi

f(x, y) = x’ + y

Penyederhanaan fungsi Boolean dapat dilakukan dengan 3 cara:
1.      Secara aljabar
2.      Menggunakan Peta Karnaugh
3.      Menggunakan metode Quine Mc Cluskey (metode Tabulasi)


1. Penyederhanaan Secara Aljabar
Contoh:
1.      f(x, y) = x + xy
      = (x + x’)(x + y)
 = 1 × (x + y )
 = x + y

2.      f(x, y, z) = xyz + xyz + xy
 = xz(y’ + y) + xy
 = xz + xz

3.      f(x, y, z) = xy + xz + yz  = xy + xz + yz(x + x’)
   = xy + xz + xyz + xyz
   = xy(1 + z) + xz(1 + y) = xy + xz
2.  Peta Karnaugh
Cara untuk menyederhanakan ekspresi atau pernyataan dari Aljabar Boole. Caranya dengan menggambarkan kotak-kotak yang berisi “Minterm” (Minimum-Terms)
a.  Peta Karnaugh dengan dua peubah
                                                            y
                                                                     0          1

m0
m1
x   0
xy
xy

m2
m3
1 
xy
xy


b. Peta dengan tiga peubah








yz
00

01

11

10

m0
m1
m3
m2

x   0                     
xyz
xyz
xyz
xyz

m4
m5
m7
m6

1                    
xyz
xyz
xyz
xyz


Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.

x
y
Z
f(x, y, z)


0
0
0
0


0
0
1
0


0
1
0
1


0
1
1
0


1
0
0
0


1
0
1
0


1
1
0
1


1
1
1
1





yz
00

01

11

10
x  0
0
0
0
1
1
0
0
1
1





b. Peta dengan empat peubah








yz
00

01

11

10

m0
m1
m3
m2
  wx  00
wxyz
wxyz
wxyz
wxyz

m4
m5
m7
m6

01                     
wxyz
wxyz
wxyz
wxyz

m12
m13
m15
m14

11
wxyz
wxyz
wxyz
wxyz

m8
m9
m11
m10

10
wxyz
wxyz
wxyz
wxyz







Contoh. Diberikan tabel kebenaran, gambarkan Peta Karnaugh.

w
x
Y
z
f(w, x, y, z)

0
0
0
0
0


0
0
0
1
1


0
0
1
0
0


0
0
1
1
0


0
1
0
0
0


0
1
0
1
0


0
1
1
0
1


0
1
1
1
1


1
0
0
0
0


1
0
0
1
0


1
0
1
0
0


1
0
1
1
0


1
1
0
0
0


1
1
0
1
0


1
1
1
0
1


1
1
1
1
0





yz
00

01

11

10
wx      00
0
1
0
1
01
0
0
1
1
11
0
0
0
1
10
0
0
0
0






Teknik Minimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh


1. Pasangan: dua buah 1 yang bertetangga


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
0
0
1
1
10
0
0
0
0


Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz
Hasil Penyederhanaan:     f(w, x, y, z) = wxy

Bukti secara aljabar:

                        f(w, x, y, z) = wxyz + wxyz
                                            = wxy(z + z’)
                                            = wxy(1)
                                            = wxy


2. Kuad: empat buah 1 yang bertetangga


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
1
1
1
1
10
0
0
0
0


Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz’ + wxyz + wxyz + wxyz
Hasil penyederhanaan:  f(w, x, y, z) = wx

Bukti secara aljabar:

                        f(w, x, y, z) = wxy’ + wxy
                                            = wx(z’ + z)
                                            = wx(1)
                                            = wx


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
1
1
1
1
10
0
0
0
0


Contoh lain:


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
1
1
0
0
10
1
1
0
0


Sebelum disederhanakan: f(w, x, y, z) = wxyz’ + wxyz + wxyz’ + wxy’z
Hasil penyederhanaan:    f(w, x, y, z) = wy

3.  Oktet: delapan buah 1 yang bertetangga


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
1
1
1
1
10
1
1
1
1

           
Sebelum disederhanakan: f(a, b, c, d) = wxyz’ + wxyz + wxyz + wxyz’ +
             wxyz’ + wxyz + wxyz + wxyz

Hasil penyederhanaan: f(w, x, y, z) = w

Bukti secara aljabar:

                         f(w, x, y, z) = wy’ + wy
                                             = w(y’ + y)
                                             = w


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
0
0
0
11
1
1
1
1
10
1
1
1
1

Contoh . Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, z)  = xyz + xyz’ + xyz + xyz’.

Jawab:
            Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:


yz
00

01

11

10
x     0


1

1
1

1
1

Hasil penyederhanaan:  f(x, y, z)  =  yz + xz
Contoh . Andaikan suatu tabel kebenaran telah diterjemahkan ke dalam Peta Karnaugh. Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian sesederhana mungkin.


yz
00

01

11

10
wx   00
0
1
1
1
01
0
0
0
1
11
1
1
0
1
10
1
1
0
1


Jawab: (lihat Peta Karnaugh)  f(w, x, y, z) = wy’ + yz’ + wxz

Contoh .  Minimisasi fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
1
0
0
11
1
1
1
1
10
1
1
1
1

Jawab: (lihat Peta Karnaugh)  f(w, x, y, z) = w + xyz


Jika penyelesaian Contoh 5.13 adalah seperti di bawah ini:


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
1
0
0
11
1
1
1
1
10
1
1
1
1


maka fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah

            f(w, x, y, z) = w + wxyz                                 (jumlah literal = 5)

yang ternyata masih belum sederhana dibandingkan f(w, x, y, z) = w + xyz   (jumlah literal = 4).   



Contoh . (Penggulungan/rolling) Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
1
0
0
1
11
1
0
0
1
10
0
0
0
0


Jawab:  f(w, x, y, z) = xyz’ + xyz’ ==> belum sederhana


Penyelesaian yang lebih minimal:


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
1
0
0
1
11
1
0
0
1
10
0
0
0
0


            f(w, x, y, z) = xz          ===> lebih sederhana


Contoh : (Kelompok berlebihan) Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
1
0
0
11
0
1
1
0
10
0
0
1
0

Jawab:             f(w, x, y, z) = xyz + wxz + wyz  ® masih belum sederhana.


Penyelesaian yang lebih minimal:


yz
00

01

11

10
wx   00
0
0
0
0
01
0
1
0
0
11
0
1
1
0
10
0
0
1
0


            f(w, x, y, z) = xyz + wyz            ===> lebih sederhana

Contoh   Sederhanakan fungsi Boolean yang bersesuaian dengan Peta Karnaugh di bawah ini.


cd
00

01

11

10
ab   00
0
0
0
0
01
0
0
1
0
11
1
1
1
1
10
0
1
1
1


Jawab: (lihat Peta Karnaugh di atas)  f(a, b, c, d) = ab + ad + ac + bcd 
Contoh .  Minimisasi fungsi Boolean f(x, y, z)  =  xz +  xy + xyz + yz

Jawab:
x’z = xz(y + y’) = xyz + xyz
xy = xy(z + z’) = xyz + xyz
yz = yz(x + x’) = xyz + xyz

f(x, y, z) = xz + xy + xyz + yz
               = xyz + xyz + xyz + xyz’ + xyz + xyz + xyz
               = xyz + xyz + xyz’ + xyz + xyz

            Peta Karnaugh untuk fungsi tersebut adalah:


yz
00

01

11

10
x      0

1
1
1
1

1
1


Hasil penyederhanaan:  f(x, y, z) = z + xyz



Peta Karnaugh untuk lima peubah


 000      001    011    010     110     111    101     100
00
m0
m1
m3
m2
m6
m7
m5
m4
01
m8
m9
m11
m10
m14
m15
m13
m12
11
m24
m25
m27
m26
m30
m31
m29
m28
10
m16
m17
m19
m18
m22
m23
m21
m20









                                    Garis pencerminan
           


Contoh \. (Contoh penggunaan Peta 5 peubah) Carilah fungsi sederhana dari  f(v, w, x, y, z) = S (0, 2, 4, 6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Jawab:
            Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
                                                           



xyz
000

001

011

010

110

111

101

100




vw 00

1



1

1



1




01


1

1



1

1



    



11


1

1



1

1





10


1





1



            Jadi  f(v, w, x, y, z)  =  wz + vwz’ + vyz



2 komentar: